TIMES PALANGKARAYA, JAKARTA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan bahwa hampir 81 persen bangunan di Jalur Gaza rusak akibat serangan Israel yang terus berlangsung selama dua tahun terakhir. Data ini diperoleh dari analisis citra satelit terbaru yang dirilis pada Senin (3/11/2025).
Juru bicara PBB Farhan Haq menyampaikan laporan itu dengan mengutip temuan dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA). Menurutnya, tingkat kehancuran yang luar biasa ini menunjukkan betapa parahnya dampak perang terhadap infrastruktur dan kehidupan warga sipil di wilayah padat penduduk tersebut.
“Sekitar 81 persen dari seluruh bangunan di Jalur Gaza telah rusak,” ujar Haq dalam konferensi pers di Markas Besar PBB, New York.
Lebih dari 123 Ribu Bangunan Hancur Total
PBB mencatat bahwa lebih dari 123.000 bangunan di seluruh wilayah Gaza telah hancur total, sementara 50.000 lainnya rusak berat atau sedang, dan 24.000 bangunan kemungkinan rusak.
Kerusakan paling parah tercatat di Gaza Utara, yang mengalami peningkatan signifikan sejak Juli 2025. “Hampir 5.700 bangunan baru di Gaza Utara terdampak dalam beberapa bulan terakhir,” kata Haq, merujuk pada hasil pemantauan Pusat Satelit PBB.
Kondisi ini memperparah situasi kemanusiaan yang sudah kritis. Banyak warga kini kehilangan tempat tinggal, akses air bersih, dan fasilitas kesehatan yang layak.
Upaya Pemulihan Terhambat
Meski situasi di lapangan sangat berat, Haq menyebut masih ada upaya pemulihan yang dilakukan lembaga-lembaga PBB bersama mitra kemanusiaan.
“Pekerjaan renovasi sedang berlangsung di empat sekolah, dan selama tiga hari terakhir kami telah membantu pembukaan lima ruang belajar sementara di Kota Gaza,” jelasnya.
Namun, ia menegaskan bahwa upaya tersebut belum cukup untuk menjangkau semua korban. “Kami masih membutuhkan dukungan lebih besar agar tidak ada yang tertinggal,” ujar Haq.
Dua Tahun Serangan, 68 Ribu Warga Tewas
Sejak Oktober 2023, Israel melancarkan operasi militer besar-besaran ke Jalur Gaza dengan dalih memerangi Hamas. Namun, operasi itu telah menewaskan lebih dari 68.000 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, menurut data kemanusiaan PBB.
Perang yang berkepanjangan ini telah menghapus sebagian besar kawasan pemukiman dan menghancurkan infrastruktur dasar, termasuk rumah sakit, sekolah, serta fasilitas energi dan air.
Gencatan Senjata yang Rawan Dilanggar
Pada 10 Oktober 2025, Israel dan Hamas sempat mencapai gencatan senjata berdasarkan rencana perdamaian 20 poin yang diusulkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Namun, PBB mencatat bahwa Israel telah melanggar gencatan senjata tersebut berulang kali, termasuk dengan serangan udara di wilayah selatan Gaza yang masih dihuni ribuan pengungsi.
Situasi di lapangan tetap tegang. Upaya diplomasi untuk memperpanjang gencatan senjata masih berlangsung, sementara organisasi kemanusiaan internasional mendesak akses penuh untuk penyaluran bantuan makanan, medis, dan pendidikan.(*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Dua Tahun Serangan, PBB Sebut Gaza Hampir Lenyap: 81 Persen Bangunan Rusak
| Pewarta | : Rochmat Shobirin |
| Editor | : Imadudin Muhammad |