https://palangkaraya.times.co.id/
Berita

Potret Tim Sepak Bola Amputasi Banyuwangi, Latihan Penuh Dedikasi Demi Ukir Prestasi

Sabtu, 04 Oktober 2025 - 17:24
Potret Tim Sepak Bola Amputasi Banyuwangi, Latihan Penuh Dedikasi Demi Ukir Prestasi Latihan pemanasan Persawangi Banyuwangi untuk kejuaran Piala Kapolresta Banyuwangi. (FOTO: Anggara Cahya/TIMES Indonesia)

TIMES PALANGKARAYA, BANYUWANGI – BANYUWANGI - Di bawah terik matahari, mereka berlari hanya dengan satu kaki, menggiring bola ke sana kemari dengan penuh strategi. Itu potret mereka, para atlet Persatuan Sepak Bola Amputasi Banyuwangi (Persawangi) yang terus meneteskan keringat untuk mengukir sebuah prestasi.

Bagi mereka keterbatasan fisik bukan akhir segalanya, melainkan pemantik untuk membuktikan eksistensi bakat mereka pada dunia. Bisa jadi itulah harapan ke 12 pemain Persawangi dalam menyalurkan hobi bermain sepak bola.

Kali ini, tim Persawangi tengah disibukkan dengan latihan persiapan untuk menyambut kejuaraan Piala Kapolresta Banyuwangi. Tentunya, mereka akan pasang target juara demi membawa nama harum kota sendiri.

“Kami latihan untuk mempersiapkan diri dalam kejuaraan Piala Kapolresta Banyuwangi,” kata pelatih Persawangi, Sugito, Sabtu (4/10/2025).

Untuk diketahui, Persawangi sudah ada selama empat tahun, berdiri pada tahun 2020 dan sudah diakui oleh Indonesia Amputee Football (INAF). Bahkan, tim ini juga diakui oleh World Amputee Football Federation.

Dedikasi dan hasil latihan mereka selama ini sudah terbukti membuahkan hasil di kancah nasional. Meskipun harus bersaing dengan tim-tim kuat lainnya, Persawangi berhasil menunjukkan taringnya.

Pada Piala Menpora tahun 2024 yang digelar di Malang, Persawangi berhasil menempati peringkat 5 secara keseluruhan. Tak hanya itu, meraka juga mendapat apresiasi khusus dengan meraih piala untuk nominasi Tim Terbaik. Prestasi terbaru lainnya adalah keberhasilan mereka meraih Juara 3 di kejuaraan Piala Kapolresta Malang 2025 Se-Jawa Timur.

“Target juara selalu ada di benak kami. Kami ingin membuktikan bahwa dengan kekurangan ini, kami tetap bisa membawa pulang prestasi untuk Banyuwangi,” ujar Sugito.

Setiap kali latihan, Persawangi tidak terfokus di satu lapangan. Mereka sengaja berpindah-pindah lapangan termasuk saat melakukan pertandingan persahabatan antar kota.

Foto-bersama-disabilitas.jpgFoto bersama. (FOTO: Anggara Cahya/TIMES Indonesia)

Sugito, menjelaskan bahwa strategi ini diterapkan bukan tanpa alasan. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan ke masyarakat luas bahwa ada sepak bola disabilitas di Banyuwangi yang aktif. Para pemain Persawangi sendiri memiliki usia yang beragam walau lebih banyak yang usia tua, meski begitu para pemain Persawangi tetap kompak perihal sepak bola.

“Latihan sepak bola kita selalu pindah-pindah lapangan, karena kita mencari regenerasi. Jadi kita memperkenalkan agar di Banyuwangi ini muncul generasi muda,” jelasnya.

Persawangi juga membuka peluang bagi siapapun yang memiliki semangat tinggi, baik mereka yang mengalami amputasi maupun yang memiliki kelainan sejak lahir, untuk bisa bergabung.

“Karena anggota kami tidak hanya yang amputasi, tapi juga ada yang memiliki kelainan sejak lahir. Kami ingin merangkul semua penyandang disabilitas yang punya minat di sepak bola,” ucapnya.

Salah satu pilar kekuatan Persawangi adalah Mariono, kapten tim asal Siliragung berbagi kisah perjalanannya bersama tim hebat ini. Kecintaan Mariono pada sepak bola telah tumbuh sejak sebelum ia diamputasi. Dirinya terpaksa kehilangan kaki kanannya pada tahun 2013 setelah mengalami kecelakaan kerja yang disebabkan tertimpa pohon di Pekanbaru, Riau.

Mariono mengakui, bermain dengan satu kaki menuntut tenaga ekstra dan jauh lebih sulit. Perubahan mendasar yang paling ia rasakan adalah bagaimana harus menjaga keseimbangan dan membangun fisik kekuatan pada satu tumpuan kaki, yang secara total mengubah cara bermain sepak bola, kini bergantung pada kruk sebagai penyangga utama.

“Jadi butuh dua sampai tiga kali lipat tenaga dari sepak bola normal,” ujarnya.

Bagi Mariono, rasa suka dan syukur jauh lebih besar daripada dukanya. Ia kini menikmati setiap momen latihan, bertanding persahabatan dengan tim serupa di berbagai daerah. Hal itulah yang membuat tim kebangganya bisa kuat, terus bertumbuh dari pengalaman.

“Kita bisa bertanding dan dapat pengalaman dari klub yang seperti kami seperti yang ada di Jakarta, Pasuruan, Madura, Persebaya, Arema, Persaid Jember yang sudah banyak punya catatan juara,” paparnya.

Eksistensi Persawangi menjadi bukti dari bahwa tidak harus sempurna untuk bisa menjadi seorang yang berprestasi. (*)

Pewarta : Anggara Cahya
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Palangkaraya just now

Welcome to TIMES Palangkaraya

TIMES Palangkaraya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.