TIMES PALANGKARAYA, PAPUA – Universitas Papua (Unipa) menyiapkan sumber daya manusia unggul guna menghadapi revolusi industri 4.0 melalui pelatihan pembuatan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) bagi mahasiswa semester akhir.

Wakil Rektor I Unipa Dr Sepus M Fatem di Manokwari, Papua Barat, Selasa (27/2/2024), mengatakan syarat yang diterapkan oleh dunia kerja tidak hanya berpatokan pada ijazah dan transkrip nilai melainkan juga sertifikat kompetensi berupa SKIP.

"Pelatihan dan sosialisasi SKIP bagian dari mengadaptasikan kampus untuk hadapi revolusi industri," katanya.

Pada 2020 Rektor Unipa telah menerbitkan Surat Keputusan Nomor 42 tentang SKIP, namun sosialisasi belum diselenggarakan secara masif di lingkungan kampus.

Unipa kemudian mengagendakan sosialisasi sekaligus pelatihan pembuatan dokumen SKIP bagi dosen koordinator program studi dan mahasiswa semester akhir sejak tahun 2023.

"Unipa menargetkan mahasiswa yang lulus tahun 2024 sudah bisa kantongi tiga dokumen yakni ijazah, transkrip nilai, dan SKIP," jelas Fatem.

Dia menjelaskan bahwa Peraturan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) Nomor 44 Tahun 2015 mengamanatkan seluruh perguruan tinggi di Indonesia menerbitkan dokumen kompetensi bagi lulusan.

Kompetensi nonakademik tersebut mencerminkan kemampuan setiap lulusan dalam menyelesaikan masalah, tingkat kedisiplinan, dan tanggung jawab yang akan menjadi bahan pertimbangan bagi dunia kerja.

"Transformasi perguruan tinggi sejalan dengan revolusi industri karena lembaga bisnis sekarang cenderung melihat soft skill," ucap Fatem.

Saat ini, kata dia, kampus wajib memenuhi instrumen capaian kinerja utama yang dinilai dari sejumlah indikator penerapan transformasi perguruan tinggi seperti penerbitan dokumen SKIP.

Unipa berkomitmen menjadi perguruan tinggi terkemuka di Tanah Papua melalui peningkatan kapasitas internal, memperluas kerja sama dengan pemerintah, masyarakat adat, alumni, dan dunia usaha.

"Apa yang dikerjakan sesuai kebutuhan institusi berdasarkan instrumen kinerja," kata Sepus Fatem. (*)